Sabtu, 20 Agustus 2011

Antara Bantal, Baju dan Ulang Tahun


Kami memiliki tradisi tersendiri untuk merayakan ulang tahun penghuni asrama perepuan –jujur saya kurang mengetahui bagaimana ritual ini dilaksanakan di gedung seberang- dari mulai disiram air deterjen hingga menyembunyikan pakaian. Ya, kurang kerjaan, memang. Yang penting seru.
Ketika saya menjejak tahun terakhir SMA, salah satu penghuni kamar saya, LARA RIZKA akan berulang tahun. Lantas, kami, IMMANITA SEPTIANDA, DEVI NANDITA BESTARI, MESSYA RACHMANI (additional) dan entahlah siapa lagi saya lupa, AWANIS LATIEF nampaknya *CMIIW merencanakan kejutan untuk Lara. Entahlah, tidak ingat ide datang dari mana, yang jelas, kami semua serentak menyembunyikan bantal-guling Lara di atas tempat tidur saya yang posisinya serong atas tempat tidur Lara dan menyumpalkan sebagian besar pakaiannya ke dalam sarung bantal dan guling. Terlihat beda dari bantal guling yang asli? Oh jelas tidak, buktinya, Lara tidak menyadari hingga malam pun tiba.
                *Bersiap untuk tidur*
                Lara : AHH akhirnya rebahan juga *sambil merebahkan dirinya ke kasur*
                *Beberapa saat kemudian*
                Lara : Bantal-guling gue kok keras?
Konon, kami yang ada di kamar itu langsung tertawa bagaikan tiada hari esok. Sungguh Lara, kamu begitu lugu.

Kisah 6 Anak Ayam


Kisah 6 Anak Ayam

Hari itu Sabtu, 18 Agustus 2007, TKP kamar 105 I terjadilah sebuah tragedi yang mungkin menjadi kenangan memalukan, menyedihkan, lucu bagi sebagian siswa MAN Insan Cendekia Serpong. Yaa, sebuah kejadian yang dianggap sangat memalukan untuk dilakukan oleh seorang siswa IC.
Ketika itu angkatan kita sedang berencana untuk membuat jaket(blazer) angkatan, dan akupun mengundang Bimon yang saat itu sudah tidak bersekolah lagi di IC karena sudah pindah ke SMANSA Tangerang untuk membantu dalam proses pembuatan desain untuk blazer tersebut. Seingatku ketika itu aku juga turut mengajak halim dan hilfi yang baru saja selesai menjalankan tugas piket OSIS untuk membersihkan kolam ikan di sekolah untuk melihat perkerjaan bimon. Awalnya kegiatan ini berjalan biasa saja, terkecuali dengan adanya laptop yang dibawa oleh bimon. Selain kami berempat datang pula Joenan dan Pabon.
Setelah beberapa saat seingatku akhirnya terjadilah kronologis tragedi tersebut, dimulai dari Halim yang dengan polosnya menyeletuk "Mon-mon lo punya video yang biologis-biologis ga?".
Nah Joenan pun menimpali, "Wah gw ada tuh, ada di iPod gw".
Dan akupun dengan sukarela dan semangat langsung menambahkan, "Yaudah deh Jen sini gw ambilin, iPod lo ada dimana?
"Ada di laci meja kamar gw put ambil aja.", Jawab Joenan.
Akupun segera keluar dan menuju kamar Joenan(102 I) dan sekembalinya aku, kami langsung menonton video tersebut. Di tengah-tengah kegiatan itu seingatku barulah Dimas dan Leon datang bergabung untuk menikmati Video Maria Ozawa yang sedang beradegan di pinggir kolam dengan seorang Japanese yang tentunya membuat jakun kami naik turun. Kemudian itu di kamar itu juga ada Bryan yang baru saja tidur dan kemudian terbangun karena mungkin merasakan aura ketegangan kami, tapi  dia berlalu saja, dia sempat menunaikan solat zuhur di kamar dan mungkin sedikit mengintip layar laptop tapi tanpa berlama-lama dia langsung pergi ke lapangan untuk mengikuti ekstrakurikuler basket atau malah karena dia sudah tidak sabar untuk bertemu "sapi". Akupun semestinya mengikuti ekskul tersebut, tapi karena setan lebih kuat membisikkan godaanya kepadaku akhirnya aku menunda hingga video tersebut selesai. Lalu aku juga ingat ketika itu Pabon juga sempat menunaikan solat dikamarku dan setelah selesai dia berkata, "Astagfirullah ampuni dosa-dosa temanku Ya Allah". Dan beberapa detail lainnya yang tidak kuingat seluruhnya.
Hingga malam harinya semuanya berjalan biasa-biasa saja tanpa ada sesuatu yang aneh seperti malam-malam lainnya. Barulah mendekati tengah malam, Bela, Amir dan Mikail mendatangiku dan membanguniku yang sudah tertidur ketika itu. Seingatku mereka tiba-tiba menginterogasiku tentang kejadian malam itu dan mereka mengatakan bahwa akan membawa masalah itu ke rapat angkatan. Yaa akupun menimpali silahkan saja hal tersebut dilakukan.
Singkat cerita esok malamnya tiba-tiba beberapa anggota angkatan kita dipanggil ke wakamad, aku pribadi hanya mengetahui bahwa sedang diadakan rapat koordinasi OSIS karena ketika itu memang sedang bertepatan dengan baru dilantiknya kepengurusan OSIS angkatan kita pada Jumat, 17 Agustus 2007.
Namun aku merasa ada yang aneh, biru yang seingatku menjabat Koordiv Lingkungan tidak terlibat dalam rapat tersebut. Yaa sudahlah pikirku masa bodoh dengan rapat itu, terlebih lagi aku baru saja ditolak menjadi pengurus OSIS karena wakamad menilai track recordku yang buruk. Tapi tiba-tiba ada razia iPod yang dilakukan oleh Pak Huda, namun hanya merazia sebagian iPod(punya Joenan dan Ogi), aku sedikit khawatir dan mulai berfikir bahwa apakah kejanggalan-kejanggalan malam ini ada hubungannya sama kegiatan kami kemarin.
Dimalam harinya tiba-tiba Ibun mendatangi aku dan Arya ke kamarku dan memberikan sebuah kabar yang mengagetkan, "Boh tuh sahabat lo baru aja di DO?".
"Hah? Apaan deh? Siapa yang di DO?", jawabku.
"Si Akbari", kata Ibun dan dia menambahkan, "Kalo masalah lo mah tenang aja boh, ga mungkin diperkarakan juga, gw juga biasa nonton-nonton gituan."
Singkat cerita akhirnya kami berenampun harus masuk ke ruang pesakitan, yaa rapim(rapat pimpinan) yang akhirnya memutuskan untuk memberikan hukuman skorsing selama 2 minggu kepada kami ditambah dengan beberapa hukuman lainnya yang akhirnya juga tidak pernah kujalankan seperti membersihkan WC masjid kemudian menjadi guru asuh. Sebenarnya dalam peraturan tata tertib semestinya kami telah melanggar pasal 5.2 dalam buku tata tertib dengan hukuman Drop Out. Namun karena ada satu kasus lainnya yang terjadi pada saat bersamaan dan pihak sekolah merasa tidak etis menghukum pelaku kedua kasus tersebut dengan hukuman yang sama akhirnya kami mendapatkan hukuman itu.
Banyak detail lain yang sebenarnya sarat akan kenangan bagi aku pribadi dan terkadang masih sering kukenang, seperti aku yang berdalih pada orang tuaku bahwa aku sebenarnya tidak bersalah karena aku hanya lagi sial berada pada waktu dan tempat yang salah dan tentu saja aku bercerita kepada mereka dengan tangis begitu pula kepada Bu Nur yang bertugas sebagai tatib dari pihak guru yang menginterogasiku. Kemudian adapula reka ulang kejadian yang kami lakukan bersama tatib-tatib. Dalih-dalih joenan(“Pak saya cuman baca novel di kamar itu”), Dimas yang disebut Pak Zul sebagai penikmat(video) sejati, karena dia mengaku sama sekali tidak bergerak sedikitpun selama kejadian itu. Leon yang sialnya hanya menonton sebentar tapi mendapatkan hukuman yang sama besar. Kegagalan akhdan yang diminta Pembina asrama untuk mencari video tersebut karena dengan cerdiknya joenan menyimpan video tersebut dalam bentuk text(.txt).
Selain itu beberapa saat sebelum hukuman dijatuhkan kami berenampun(kecuali halim mungkin) tiba-tiba melakukan perubahan drastis pada perilaku kami. Setidaknya kami beberapa kali melakukan sholat tahajud bersama, menjadi orang yang berada pada saf pertama sholat subuh dan yang paling menarik adalah kebisaan baru Joenan untuk melakukan sujud dalam waktu yang tidak sebentar(nice try Jon).
Ya aku tahu mungkin cerita ini sebenarnya cukup sensitif untuk dipublikasikan, karena mungkin membongkar aib sebagian dari kami atau mungkin karena sebenarnya ada pendapat dari sudut pandang yang lain dalam menceritakan hal ini. Aku hanya ingin membuat blog kita ini menjadi lebih berwarna dengan kisah-kisah dari tema lain, semoga teman-teman semua berkenan dan menurutku akan lebih menarik bila ada yang membuat cerita ini dengan sudut pandang yang lain.
Dibawah ini aku lampirkan foto kenangan minus Halim dan Joenan.


Di foto ini juga terdapat orang-orang beruntung yang dengan seizin Allah selamat dari kejadian itu, Hanif kebetulan izin khusus pada sabtu itu begitupula Arya. Ogi yang selalu dilindungi Allah dengan berbagai kejahatannya ia tetap bisa lulus dari madrasah kita tercinta.
Demikianlah sedikit kisah dariku, aku ingin menyampaikan rasa permintamaafanku kepada tokoh-tokoh yang disebutkan dalam cerita ini baik dalam hal penulisan dialog maupun alur cerita juga mohon maaf bila terlalu panjang dan bertele-tele dalam penulisannya.

Salam Hangat
Ardika Syahputra Siregar
TK ITB 2009