Rabu, 25 Mei 2011

Tiang bendera kamu, dia dan kita semua



Cerita ini berlatar waktu masih kelas 1, dimana gw adalah anggota paskibra yang imut dan lucu. Namun apa hubungannya paskibra dengan tiang bendera? pasti ada. Pada saat itu, kami para anggota kelas 1 tiap pagi pada hari2 tertentu harus mengibarkan bendera merah putih sebelum sekolah dimulai dengan shift2 yg udah terjadwal. Kira2 pukul setengah 7 bendera sudah harus dikibarkan. Kecuali saat upacara.
bendera.jpgPagi itu, gw, puti dan andam seperti biasa melaksanakan rutinitas menaikkan bendera. Ambil bendera di laci gedung A, lalu proses standar menaikkan bendera. saat itu gw berada di posisi paling kiri tiang, alias yang bertugas menggerek tali bendera ke atas, puti di tengah sang pembawa bendera, dan andam di sisi kanan sebagai pemegang bendera buat dinaikin nantinya dan penahan tali turun pas lagi dinaikin. mungkin pagi itu terasa aneh, ketiga cecunguk ini kurang serius dalam melaksanakan tugasnya. sambil bercanda-canda, guling-guling, jungkirbalik (ini tidak terjadi, Cuma gw buat2 aja).
Sekedar info untuk olah tkp saat itu, tali bendera ini saling terkait ujungnya dengan suatu pengait yang bisa dilepas2 biar benderanya bisa dikaitin. saat sebelum bendera dikaitkan ke tali, dan pengaitnya dilepas, gw becanda “gw tarik nih ye talinya hahaha”. andam dan puti sambil ketawa2 ga serius “haha jangan dan entar ketarik ga bisa turun lagi haha” dan mereka lanjut ketawa2 lagi padahal ga ada yang lucu sama sekali. namun reflek tangan ini nurut apa yang gw omongin barusan, KETARIK LAH ITU tali ke atas tapi baru sampe setengah. tapi tiba2 talinya ketarik sendiri secara misterius ke atas dan ‘TUK’ bunyi pengait bagian atas yg dilepas itu udah nyampe ke ujung roller bendera paling atas.
Kami semua terdiam, merenung, dan mencoba ingat2 kembali wajah ayah dan ibu di rumah dan berpikir akan kesalahan2 yg pernah kita perbuat kepada mereka. namun itu tidak merubah keadaan saat itu. beranjak dari kesunyian, sontak kita semua panik. “GIMANA NIH DONG BENDERA GA BISA DINAIKIN AW AW. GAWAT. MESTI MANJAT INI MAH” semua saling melempar2 kesalahan bak anggota dpr, dengan gw beralibi kalo talinya ketarik sendiri. namun setelah ditelisik lebih lanjut sebenernya gw yang ceroboh sih.
Tanpa pikir panjang, kalo ga salah (CMIIW ya ndam, put, lupa2 inget gw) seorang bapak2 lewat entah pak suhali atau guru. kita nanyain gimana nih solusinya, dan ternyata memang harus manjat mau ga mau. namun saat itu terlalu pagi untuk memanjat. dengan keringat dingin bercucuran. akhirnya kita pasrah dan mengembalikan bendera yg malang itu ke laci semula di gedung A. tampang kami semua suram. Gimana ini kalo ditanyain pak kastolan? gimana kalo disuruh manjat ama pak mubin? gimana nih kalo disuruh solat ama pak oji? kami semua terdiam dan kembali ke kelas.
Akhirnya kesalahan kami dimaafkan dan dimaklumi. Dan mulai pagi itu tidak ada lagi bendera terpasang di Insan Cendekia, dan untungnya bulan itu ga ada upacara terdekat. Dan seinget gw tiang kembali normal setelah ada libur sesuatu dan tiang bendera kembali normal. sejak kejadian itu gw sangat berhati-hati dan berdoa dulu sebelum naikin dan turunin bendera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar