Sabtu, 12 Februari 2011

Antara Aku, Mereka, dan Tompel Gatal


Dari sekian kenangan yang berkesan di IC, MOS ga bisa dilepaskan dari sekian kenangan yang ga akan pernah bisa dilupain, dari capek, gondok, sedih,  dan seru. Kenangan yang sangat berkesan, tapi juga tidak mau terulang lagi. Hahaha.
Seperti kita tau, kalo salah satu dari sekian hukuman pas MOS, salah satunya adalah memakai TOMPEL yang berasal lakban hitam nan eksotis. Tompel ini dipakai jika ada yang dari tidak mematikan air, lampu atau kamarnya yang tidak rapi. Dan entah apes atau terlalu beruntung, semua anggota kamar 107H berkesempatan untuk memakai tompel itu. Dengan rasa malu dan gatal, tompel itu harus terus melekat, baik mau sholat, makan, bahkan ke sekolah. Intinya, cukup sajalah satu tompel, tidak mua tambah lagi.
Akan tetapi, tiba-tiba pada suatu evaluasi, seorang kakak tatib memanggil seluruh anggota kamar 107H untuk maju ke depan. Sontak kami semua kaget, takut dan sedih. Ya Allah, janganlah Engkau menambah tompel kami Ya Allah. Mau ditaro dimana lagi ini tompel. Dengan keringat yang mengucur deras, kepala yang menunduk ketakutan menunggu penjelasan dari kakak tatib mengapa mereka maju ke depan.
Tiba-tiba sang kaka tatib berkata, : “KALIAN TAHU KENAPA TEMEN-TEMEN INI MAJU KE DEPAN?”
Detakan jantung semakin cepat dan keras bunyinya.
Kakak tatib, : “Kamar mereka bersih! Tidak ada baju-baju yang menggantung di bangku. Kalian harusnya mencontoh teman-teman kalian ini!”*
Subhanallah, seperti melihat sumur di tengah-tengah padang pasir. (lebaay). Hahahaha. Ternyata kami sudah terlalu panik duluan bakal dapet tompel  lagi dan akhirnya kami pun hanya punya satu tompel saja hingga akhir MOS, dan itu sudah cukup. =)

*sebenarnya gue udah rada lupa sama kata kakak tatibnya. Hehe. Jadi agak ngarang dikit tuh kalimatnya, tapi ga jauh beda kok


Tidak ada komentar:

Posting Komentar