Sabtu, 12 Februari 2011

Fogging, HP, dan Damian van der Vaart

Kisah Sedih di Hari Minggu
Sungguh benar adanya masa- masa MOS adalah berat. Namun kehadiran tiga orang penting pertama dalam permulaan kehidupan saya di IC membuatnya jauh lebih ringan. Mereka adalah Annisa Aulia Handika dari Kuala Kencana, Papua, yang sekarang menjadi teman seperjuangan di kancah oseanografi; Candrika Dini yang kurus tapi berpipi; dan si kecil dan kuat Riken Rindiani Pratami. Kamar 102 H sangat banyak kenangan, mulai dari Ollie yang kakinya keseleo jatuh dari tangga tempat tidur, Riken yang mampu menggeser tempat tidur beserta saya yang tidur di atasnya, wahana mengguncang iman “TOTI”, goyangan kaki ‘cinta ini’ yang dilakukan di kamar mandi sekalipun, sampai ter-fogging di asrama. Ya, ter-fogging.
Di suatu minggu pagi yang seharusnya saya dan Dini sebagai manajer MU menonton pertandingan melawan TNT, kami malah tertidur di asrama. Ollie dan Riken yang merupakan manajer TNT sudah beranjak untuk mendukung tim kesenangannya. Tidur pagi ini agaknya tidak berkah, karena sialnya dari semua hari yang ada dalam seminggu, hari itu ternyata hari pem-fogging-an.
Pagi itu saya terbangun dengan perasaan tidak enak. Ruang kamar penuh dengan kabut putih dan bau yang khas. Masih setengah sadar tiba- tiba saya mendengar “uhuk-uhuk, uhuk-uhuk”, pandangan saya yang terbatas pun mencari sumber suara itu. Oh ternyata dari arah serong bawah. Di sana terlihat sosok Dini yang terbatuk- batuk masih dalam posisi tiduran. Mengamati semua kejadian yang ada, otak saya yang belum bekerja sempurna pun mencoba mengolah data, dan meluncurlah kalimat itu “Din, kayaknya kita ke-fogging deh”. Lalu terdengar bunyi “meong-meong”. Entah mengapa saya merasa lega, setidaknya bukan kami berdua saja yang ter-fogging hari itu.

Benda Terlarang Almas dan Kebodohan Mutia Zahrah
Peristiwa mendebarkan ini terjadi di kamar saya kelas 2, 211 J. Sebelum bercerita, mari kita berkenalan dengan orang- orang yang terlibat di cerita ini. Hal penting dalam cerita ini adalah sifat menentukan posisi. Pertama ada Almas (ts), cerdik dan merupakan orang yang membawa “benda terlarang”; Thia (ts) yang suka -maaf ya mbak ti- skip; Nadia Aulia (ts) yang suka membaca komik di atas kasur; Merong (askysb) yang sangat Masya Allah; Sang Ibu yang ramah; dan saya sendiri, pencemas.
Malam itu saya lupa atas dasar apa Almas mengeluarkan “benda terlarang” dari casingnya untuk di-charge. Kemudia si Merong masuk dan berkata kira- kira seperti ini, “Mas pinjem ‘benda terlarang’mu dong” dan Almas pun meminjamkan. Posisi sementara, saya dan Almas lagi tidur- tiduran di lantai sambil mengobrol ringan; Nadia Aulia di kasurnya dan membaca komik; Thia sedang duduk di kasur Almas; dan Merong asik menelpon di atas meja Almas.
Pintu kamar terbuka, karena posisi saya tiduran saat melihat ke arah pintu pandangan saya terhalang kursi, jadi yang keliatan setengah bagian bawah orang tersebut. Dia memakai rok, jadi saya pikir “oh si Ulfah” dan langsung menoleh ingin melanjutkan obrolan dengan Almas. Ternyata Almas sudah bangkit dan berkata “eh, Ibu.” Dari nada suaranya saya tangkap ada rasa khawatir. Saya langsung berdiri untuk melihat, dan ternyata itu Sang Ibu! Saya pun teringat “mampus, Merong lagi pake ‘benda terlarang’ Almas.” Saat saya melihat Merong, dia sedang bergaya garuk- garuk punggung. Sang Ibu pun bertanya “kamu kenapa Ra?” Merong menjawab “emm, gatel, Bu” dengan “benda terlarang” Almas di balik punggung yang langsung diselipkan ke bawah bantal. Almas yang melihat gelagat aneh Merong langsung mengambil tindakan pintar dengan mengajak Sang Ibu mengobrol seru sambil tetap berjalan perlahan mendekati casing “benda terlarang” yang tergeletak di lantai, lalu mendudukinya. Selebihnya saya sudah tidak mengambil fokus pada percakapan yang terjadi, saya terlalu khawatir dan hanya berulang kali melirik charge yang masih terpasang di kabel rol. Semakin khawatir juga karena tidak sengaja melihat muka Thia yang kayak ke-skip. Untungnya usaha Almas berhasil dan Sang Ibu akhirnya keluar dari kamar. Kami semua langsung bernapas lega. Whew. Oh ya, dan selama kejadian ini berlangsung Nadia Aulia tetap membaca komik di kasurnya.
Keterangan:
Ts            = teman sekamar
Askysb = anak sebelah kamar yang sedang berkunjung

Andaru-Nadia-Shabrina-Damian
103 H! Kamar yang sering dapet gelar kamar terbersih. Khukhukhu. Senangnya kamar kelas 3 ini saya habiskan dengan orang- orang baik macam Nadia Estiati dan Shabrina Paramitha. Naes dan Shabi ini sangat pengertian bagi saya yang menempuh masa- masa sulit di kelas 3 ini. Uuuh pokoknya saya sayang mereka deh. Di kamar ini saya banyak menimba ilmu, khususnya pada Naes. Naes ini pokoknya tipe istri ideal, walaupun saya tidak suka boneka Sinchan-nya, sedangkan Shabi dia tipe anak yang baik.
Kamar kami ini hanya beranggotakan tiga orang, maka kami sepakat untuk menambahkan seseorang lagi. Namanya Damian van der Vaart, dia merupakan anak saya dan Shabi. Saya bahkan menuliskan namanya di kertas pintu kamar dengan font yang mirip. Keberadaan Damian ini sangat menipu. Saat itu saya dan Shabi sedang berhalangan jadi tidak sholat di masjid. Ada seorang anak kelas 1 masuk kamar kami untuk mendaur dan tiba bertanya “Kak, yang lagi g sholat kak Shabrina sama kak Damian ya?” Saya dan Shabi langsung ketawa- tawa, dan anak itu langsung keluar.
Saya dan Shabi juga pernah mengalami hal mistis di kamar. Di suatu malam saya mendengar bunyi kresek- kresek dalam laci excel. Karena saya takut, saya memanggil Shabi untuk mengeceknya. Saya dan Shabi pun mengambil sapu dan membuka laci itu. Dengan sapu, isi excel itu kita pukul- pukul. Isi excel pun bergerak. Reflek saya berkata “kayaknya itu tikus deh, Bi.” Saya langsung teriak dan naik ke atas meja dengan panik. Ternyata Shabi juga langsung naik ke atas kursi. Kami pun teriak- teriak tidak jelas, padahal tidak ada apa- apa yang muncul dari situ. Setelah beberapa waktu, Shabi kembali menyodok isi excel. Tapi tidak ada sesuatu yang bergerak. Setelah beberapa waktu lagi, saya memberanikan diri mengeluarkan isi excel. Dan masih, tidak ada sesuatu. Hiiiiii…..

Andaru Katri Lasrindy. Oseanografi ITB. 0910012B.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar