Sabtu, 12 Februari 2011

Korelasi Junub, Pak Satpam, dan Dibi

Sholat jamaah di masjid tak bisa dipungkiri menjadi suatu keharusan di man insan cendekia, tak terkecuali bagi angkatan saya. Bagaikan batman dan robin, bantal dan guling, ataupun ivan dan azwar, tak lengkap rasanya membicarakan jamah di masjid tanpa mengikutsertakan mandi junub. Mengapa? Sebuah pertanyaan retoris, mengingat mandi junub adalah alasan termudah dan paling terhormat untuk tak beranjak dari kasur. Terutama bila anda lelaki yg duduk di kelas 3 dengan semangat senioritas tinggi.
Menilik bahwa MAN Insan Cendekia merupakan madrasah ternama yg terletak di serpong, maka setiap siswa yg absen ke masjid akan tercatat namanya, meski tak ada hubungannya dengan premis pertama tadi. Cerita saya kali ini dimulai pada suatu waktu dimana volume lelaki yg tidak ke masjid mencapai puncak, dengan mengatasnamakan mandi junub, para lelaki gedung F urung ke masjid saat subuh. Tak ayal, bapak pembina asrama kita pun berang jadinya. Dikumpulkan lah semua lelaki gedung F di living room.
Bapak pembina asrama tsb, sebut saja Pak Oji, menceramahi dan menasehati kita semua. Saya kurang ingat intinya dan kata kata apa yg digunakan berhubung masih mengantuk, namun satu kalimat Pak Oji akan selalu terngiang. "Mandi junub itu wajar, tapi masa seminggu 5x? Pak satpam aja ga segitu", ujar Pak Oji. Apa hubungannya antara mandi junub dan pak satpam? Apakah untuk jadi satpam ada tes mandi junub? Apakah benar satpam mandi junub lebih sering dari yg lain? Apakah nyata kalau ha*im menjemur kolor di exhaust fan saat MOS? Wallahua'lam, hanya Allah SWT dan Pak Oji yg tau maksud kalimat itu, atau mungkin dibi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar