Minggu, 20 Februari 2011

Kenapa Fara duduk di bangku gue?




Waktu itu (kalo nggak salah waktu kelas 3, eh apa pas kelas 2 ya?) di IC lagi ada ujian (UTS/UAS, jujur gue lupa. Dan mohon maaf kalau di cerita ini, banyak hal-hal yang salah atau terlupakan, ingatan gue buruk).  Saat itu ujian kelas gue bertempat di 3 ipa 4 (ini juga kalo nggak salah).  Hari itu gue ketiban sial, karena kartu ujian gue-yang seharusnya gue jaga- hilang, nggak ada dimana-mana. Dan setelah diingat-ingat kemungkinan terbesar penyebab hilangnya kartu itu disebabkan karena kecerobohan gue yang membuangnya bersama coret-coretan ujian di hari sebelumnya . Kalo nggak salah lagi itu ujian matematika, yang soalnya bikin orang ngamuk. Dan gue mengekspresikan kemarahan gue dengan tanpa sengaja ikut membuang kartu ujian bersama kertas coret-coretan.

Dan membuang kartu ujian ternyata bukan kebodohan sekaligus kesialan gue yang terakhir di hari itu.

Gue pun bergegas ke ruang guru untuk meminta surat sesuatu *gue lupa namanya* yang digunakan untuk menggantikan keberadaan kartu ujian. Setelah itu, gue berjalan dari ruang guru ke ruang ujian dengan tatapan kosong sambil bengong. Keadaan lorong sudah sangat sepi, karena semua orang suda berada di ruang ujian masing-masing. Saat berada di depan ruang yang gue yakini sebagai tempat ujian, gue membuka pintu kelas dengan yakin. Saat gue masuk, guru pengawas sedang membagikan kertas ujian. Semua orang serentak melihat ke arah pintu karena gue masuk, dan pada detik itu, gue masih merasa segalanya wajar . Saat gue masuk mata gue otomatis mengarah ke bangku yang seharusnya gue tempati. Dan disitulah letak ketidak wajarannya terlihat.  Saat itu seluruh bangku sudah terisi penuh, termasuk bangku yang harusnya gue tempati, waktu itu ada Fara yang sudah duduk di bangku gue. Dan ketika mata gue dan fara bertemu, pandangannya mengisyaratkan ngapain lo disini?

Sedangkan pikiran yang ada di benak gue saat itu adalah, "kenapa si fara duduk di bangku gue?"
Saat itu, otak gue emang lagi tumpul, mungkin karena ujian. Gue nggak langsung sadar apa masalah gue yang sebenarnya.
 Lalu pertanyaan berikutnya muncul "Kenapa Fara di kelas gue? Kita kan nggak sekelas?"

Kalo lo semua yang lagi baca cerita ini sedang berfikiran jernih, harusnya udah pada sadar letak kesalahan utamanya dimana….

Saat gue memandang muka anak-anak yang lain,yang semuanya bukan anak kelas gue, dan semuanya memandang gue dengan  pertanyaan yang sama ,kenapa nih anak ada di sini?, gue baru sadar kalo fara nggak salah. Itu emang tempat duduk dia.
Dan yang salah adalah GUE
Yak. GUE SALAH MASUK KELAS.

Dan beberapa detik setelah itu, suasana kelas yang tadinya sunyi senyap sebelum kedatangan gue, langsung gaduh karena ngetawain gue. Untuk kejadian berikutnya, gue udah gak inget. Gue nggak tau lagi bagaimana cara gue menyelamatkan diri keluar dari kelas itu.

Yang gue inget, saat istirahat, ketika anak-anak kelas itu ngeliat muka gue, mereka langsung ngakak lagi, sambil bilang "kok bisa-bisanya lo salah masuk kelas?" Rasanya gue nggak tau mau naro muka gue dimana.

Dan untuk kebodohan gue yang satu ini, gue punya alasan. Kelas ujian gue adalah kelas XII IPA 4, tapi kelas yang gue masuki adalah kelas XII IPA 3. Sekedar pemberitahuan, gue itu anak X.3, yang posisi kelasnya tepat di atas kelas XII IPA 3, trus di kelas 11, gue masuk XI IPA 3, yang kalau ujian sering di XII IPA 3. Pokoknya di alam bawah sadar gue, posisi kelas XII IPA 3 itu udah ter-setting sebagai kelas gue. Jadi waktu gue bengong, kaki gue membawa gue ke kelas itu.

Hikmah dari kisah ini:
Mungkin saat itu kebodohan gue bisa menghibur anak kelasnya tjetje yang lagi mau ujian

Pelajaran yang didapat dari cerita ini:
Jangan pernah  bengong saat menuju ruang ujian.


-Lara Rizka-







Tidak ada komentar:

Posting Komentar